Untuk ke-3 kalinya, saya tidak tembus PTT. Saya tidak menyebutnya dengan kata 'gagal', karena ini bukan suatu kegagalan. Ujian tertulis untuk tembus PTT pun tidak ada. Yah, mungkin ini bukan jalan terbaik untuk saya. Saat berbuka bersama di meja makan, justru ayah ibu berbicara panjang lebar memberikan semangat dan mengingatkan selalu bahwa segala kebaikan dari Allah ada dibalik semuanya.
Malam ini pun ibu mengakui kalau ia sebenarnya tidak ikhlas anak perempuannya pergi jauh2 dari rumah. Minggu kemarin pun saya mendaftar cpns kemenkes pusat. Yasudahlah, saya tak tahu faktor mana yang menyebabkan saya tak tembus PTT kali ke-3 ini.
Allah selalu memberikan yang terbaik untuk hambaNya. Saat ini tinggal berpikir kemana saya harus melangkah. Menetap di naungan ayah bunda atau melanjutkan perantauan saya di pulau seberang.
Hidup mudah, berpikir sederhana, jalan dan nikmati saja. Dasar saya seorang ambisius (dan saya menyadari kelemahan saya itu), semua itu bukan hal yang mudah semudah membalik telapak tangan, namun juga tidak sulit sesulit merangkul gunung. Akan saya upayakan semuanya. Menjadi lebih dewasa. 'dewasa'? hmm, kata yang saat ini tidak terlalu berlebihan saya rasa.
Selamat menempuh hidup masing2. Semoga sukses di jalan masing2 kawan! :)