Dewasa itu...
Saat seorang ibu tidak lagi menjadi satu-satunya jalan kebenaran
Saat ‘kawan yang dianggap paling benar’ menjadi tidak sepenuhnya benar
Saat harus hidup menginjak bumi dengan kaki sendiri,
tanpa secuilpun bantuan dari orang tua
Dewasa itu...
Merasakan buminya goyah
Tak ada yang bisa dipegang kuat, terkecuali ‘satu’
Mengumpulkan serabut-serabut kebenaran dari segala ciptaan,
Menjadi 1 akar tunggang yang kuat dan pantas untuk dijadikan pegangan
Dewasa itu...
Melihat putih sebagai hitam
Mencium harum sebagai aroma biasa
Mencuci tangan dengan lumpur saat kebanyakan khalayak menganggapnya kotor
Namun itu nyata, kebenaran
Dewasa itu...
Saat menyadari bahwa kebenaran itu fleksibel
Dengan bermodalkan ‘sesuatu’ yang sudah diberikan melalui khalifahNya
Hidup itu mudah, tapi dewasa itu susah dijalani
Saat seorang ibu tidak lagi menjadi satu-satunya jalan kebenaran
Saat ‘kawan yang dianggap paling benar’ menjadi tidak sepenuhnya benar
Saat harus hidup menginjak bumi dengan kaki sendiri,
tanpa secuilpun bantuan dari orang tua
Dewasa itu...
Merasakan buminya goyah
Tak ada yang bisa dipegang kuat, terkecuali ‘satu’
Mengumpulkan serabut-serabut kebenaran dari segala ciptaan,
Menjadi 1 akar tunggang yang kuat dan pantas untuk dijadikan pegangan
Dewasa itu...
Melihat putih sebagai hitam
Mencium harum sebagai aroma biasa
Mencuci tangan dengan lumpur saat kebanyakan khalayak menganggapnya kotor
Namun itu nyata, kebenaran
Dewasa itu...
Saat menyadari bahwa kebenaran itu fleksibel
Dengan bermodalkan ‘sesuatu’ yang sudah diberikan melalui khalifahNya
Hidup itu mudah, tapi dewasa itu susah dijalani
Tidak ada komentar:
Posting Komentar