2014 menjelang,
Akhir tahun adalah saat yang tepat untuk perenungan...
apa yang membuat kita tersenyum?
Mei-September 2013 :
Menjalani rutinitas dengan pekerjaan baru, teman baru, lingkungan baru. Para kawan baru berkeluh kesah atas pekerjaan baru mereka. Pekerjaan yang menyimpang dari arus profesi sebenarnya. Saya? Entah hati saya telah mati atau hampa, saya hanya bisa melihat ke depan, melangkahi tapak demi tapak, dengan menggenggam segepal asa kronis di tangan kanan saya. Saat itu saya belum memahami mengapa saya terdampar disini. Pekerjaan ini anugerah yang cukup besar untuk saya yang hanya manusia tengah-tengah. Mau berkeluh kesah pun, saya tak tahu apa yang bisa dikeluhkesahkan. Ini takdir, takdir terbaik yang akan saya ketahui jawabannya nanti.
Hikmah Mei-September 2013 : ***Allah selalu memberikan takdir terbaik, biarkan waktu yang menjawab***
Akhir tahun adalah saat yang tepat untuk perenungan...
apa yang membuat kita tersenyum?
apa yang membuat kita membisu?
apa yang sudah kita capai dan belum tercapai?
Resolusi ke depan?
About my 2013...
Januari 2013 :
- Masih menikmati hidup di perifer
- mencoba memadatkan schedule job di unit pemerintah daerah
- mengerjakan penelitian yang hasilnya pun sampai Desember ini belum diolah
Februari 2013 :
- Puncak kegalauan akan asa kronis yang belum terpenuhi,
- memutuskan akan kembali ke tanah Jawa,
Maret 2013 :
- Kembali ke tanah Jawa dengan masih menggenggam asa,
- Sepertiga nyawa profesionalitas tertinggal di perifer
April 2013 :
- Mencoba meraih asa, namun Tuhan membisikkan 'Jangan dulu, jangan sentuh apapun dulu'
Ok, saya kembali ke pangkuan bunda, masih dengan menggenggam asa. Saat itu petunjuk Tuhan lewat begitu saja di depan mata, dan tanpa sadar tangan saya menangkap apa yang Ia turunkan itu. Alhasil, saya diterima bekerja di level unit milik pemerintah yang lebih tinggi dari sebelumnya. Saya seperti sedang menaiki sebuah tangga, melangkah mulai dari bawah dahulu. Harap saya, pelan namun pasti.
Hikmah April 2013 : ***Allah lebih memahami diri saya daripada saya memahami diri saya sendiri***
Menjalani rutinitas dengan pekerjaan baru, teman baru, lingkungan baru. Para kawan baru berkeluh kesah atas pekerjaan baru mereka. Pekerjaan yang menyimpang dari arus profesi sebenarnya. Saya? Entah hati saya telah mati atau hampa, saya hanya bisa melihat ke depan, melangkahi tapak demi tapak, dengan menggenggam segepal asa kronis di tangan kanan saya. Saat itu saya belum memahami mengapa saya terdampar disini. Pekerjaan ini anugerah yang cukup besar untuk saya yang hanya manusia tengah-tengah. Mau berkeluh kesah pun, saya tak tahu apa yang bisa dikeluhkesahkan. Ini takdir, takdir terbaik yang akan saya ketahui jawabannya nanti.
Hikmah Mei-September 2013 : ***Allah selalu memberikan takdir terbaik, biarkan waktu yang menjawab***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar