Kamis, 31 Maret 2011

I love u

Seorang kakek berjalan tertatih-tatih dituntun oleh putranya, memasuki kamar periksa di klinik tempatku bernaung. hmmmh...

backsong: Yang Terbaik Bagimu (by Ada Band)

Teringat seseorang spesial dalam hidupku, bapak. Aku ingin menemani bapak menjalani sisa usia di hari tua nanti. Aku ingin merawatnya dengan tanganku sendiri seperti ia telah merawatku sedari kecil. Namun kodratku sebagai wanita yang akan memiliki pemimpin keluarga baru di masa depan nanti, membuatku berpikir, apakah aku bisa melancarkan keinginan tersebut. Kodrat seorang wanita untuk mendampingi suami, mengurus anak-anak... Apakah nanti aku masih bisa merawat bapak? Siapa yang merawat bapak kalau bapak sakit? aku akan lebih puas jika tanganku sendiri yang merawatnya kelak. Namun aku akan tinggal dalam beberapa jarak dengan bapak.
Bapak, selalu memenuhi segala kebutuhanku. Bekerja tidak kenal waktu. Badannya pun tak pernah mengalami kegemukan seperti bapak2 lainnya. Ia sudah terbiasa hidup keras dan mandiri sedari kecil. Karena kerasnya kehidupan yang membesarkannya, ia sampai awam dengan yang namanya cara mengungkapkan rasa sayangnya pada keluarga. Ia juga bukan seorang suami yang romantis. Beberapa hal yang aku kagumi dari bapak adalah etos kerja yang tinggi dan tekad yang kuat.
Di usia segedhe ini, di saat yang sebaya denganku jalan2 bersama pacar atau kawan2nya, aq masih saja jalan2 dengan bapak. Bapak selalu menyempatkan diri menemaniku bila aku meminta jalan2 ke suatu tempat yang jauh dari keramaian untuk melepas kepenatan yang telah memuncak. Terngiang saat liburan berdua bersama bapak ke pantai, museum otomotif, rel kereta api dan pegunungan Ketep. Bapak yang mengambil foto2ku saat di sana. 
Teringat saat kau tiba-tiba mencium pipiku waktu itu. Hari itu kau melepasku seorang diri di kota asing. Aku tak ingat kapan terakhir kali kau mendaratkan ungkapan rasa sayang tsb di pipiku, sepertinya sudah belasan tahun yang lalu. Seorang anak cupu yang akan menjalani hidupnya sendiri di kota seberang. Naik bus umum antar kota pun aku belum bisa saat itu. Namun bapak tega melepasku di sana tanpa menungguiku 1 malam pun. Waktu bergulir, dan aku pun mengerti apa maksud dari ketegaan bapak saat itu. Ia ingin aku belajar mandiri. Ditambah 1 pesan keramat dari ibu yang dari dulu hingga sekarang masih beliau gembor2kan,
"segala sesuatu yang nampak oleh mata itu harus bisa dikerjakan. Meskipun kamu wanita."
Mungkin ini yang membuatku sulit untuk meminta bantuan orang lain sebelum mencobanya sendiri.

Semoga adik2ku kelak mendapatkan istri2 yang baik, yang dapat menjadi menantu2 yang perhatian kepada bapak ibu di saat aku jauh dari mereka. Dan semoga Allah memberikan pemimpin yang terbaik untukku, amin.

I wanna be the best for you, Dad.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar