Selasa, 31 Mei 2011

actually, he...


Mengamati perubahan dalam perjalanan hidup seorang kawan
Perbedaan yang dijalani antara hidup saat masih bujang dan hidup setelah beristri. Kebetulan ia diposisikan Allah di bumi ini sebagai manusia dengan tingkat ekonomi ‘bukan menengah ke atas’. Sehingga harus berusaha lebih keras untuk dapat menyambung hidup. Ia harus melawan siklus sirkadian manusia normal. Bekerja dari malam hingga pagi dan beristirahat di pagi harinya (itupun jika tidak ada panggilan yang mengharuskannya tetap membuka mata).
Saat ini, ia telah beristri. Keterangan lebih lanjut lagi, istrinya tengah mengandung trimester akhir. Saya yakin, pasti kepalanya sekarang terisi lebih banyak balon untuk dipecahkan satu per satu. Tidak seperti dulu. Jika dulu, tak memegang cukup uang, pemecahannya gampang, tak usah makan, toh badan setua dia cukup kuat buat menahan lapar. Namun kini? Laki-laki itu harus menghidupi 2 nyawa lain. Balon-balon dalam kepala yang muncul di samping balon-balon masalah pekerjaannya, kawan se-perkerjaannya, pasti memenuhi kepala. Namun ia beruntung, karena dikaruniai Allah ingatan yang kuat bahwa Allah telah mengatur rejekinya. Jadi ia selalu bisa melepas penat hidup di ruang abstrak yang telah dikaruniakanNya kepadanya.
Urusan pekerjaan, permasalahan dengan kawan seperjuangan, urusan kewajiban memenuhi kebutuhan keluarga...sedikit banyak mengenalkanku dan menyadarkanku pada suatu pengetahuan. Pengetahuan sepele yang sering terlihat dalam kehidupan sehari-hari dan tidak menarik untuk dibahas. Namun saya sedang tertarik dengan hal ini. Salah satu yang menjadi alasan saya untuk tertarik merenungkannya adalah karena ayah saya. Ayah saya dulunya seorang pekerja keras, kadang lupa waktu dan keluarga. Sampai terkadang ibu saya mengeluh karena ayah saya dikiranya kurang perhatian, menjadikan pekerjaan sebagai istri kedua, tidak humoris ( beliau pendiam memang), tidak romantis dan lain-lainnya. Whatever, he is my great dad. I’ m proud of him.
Sedikit banyak saya bisa belajar sesuatu dari sini. Beban tanggung jawab penuh mencari nafkah, permasalahan/persaingan dengan kawan kerja, emmm, ditambah lagi permasalahan keluarga. Hmmmhhh, lumayan deh. Semoga pemahaman, perhatian, kehangatan rumah, dan kasih sayang anggota keluarga mampu menjadi hiburan dan sedatif untuk segala jerih payah kepala keluarga. Tidak seharusnya memperberat dengan menciptakan balon-balon kecil yang dapat memenuhi rongga kepalanya.
Perhatian dan kasih sayang tak harus selalu ditunjukkan dengan kata-kata. Bersyukur memiliki pemimpin yang fokus pada 1 jalan lurus, tak ada niat sedikitpun untuk berjalan menyimpang, meskipun seakan-akan anggota keluarga teracuhkan. Jalan menyimpang, jalan untuk mencari pelarian melepas kepenatan...sangatlah merugi anggota keluarga jika kepala pemimpinnya terperosok ke dalam jurang nista.

Akhir kata, cuman pengen ngetik :
  • ü  Selamat meneruskan perjuangan kawan!
  • ü  I’m proud of being a daughter of a great Dad. Terima kasih atas semuanya...
  • ü  Semoga adek2ku kelak mendapatkan yang terbaik. Amin.


Everything can’t be always revealed by words or any romantic ways
Basa jawanya...
Tidak semua hal bisa diungkap dengan kata-kata atau cara2 yang romantis

Tidak ada komentar:

Posting Komentar