Jumat, 02 September 2011

Sesi Woman With a Turban

Sudah lama tidak ngeblog, mumpung memiliki waktu dan kesempatan untuk coret2, I wanna create multiple new entries, he he. Kemarin malam, saya menonton (lagi!) film perempuan berkalung sorban (woman with a turban). Waktu dulu pertama kali nonton, film itu sempat bikin air mata meleleh. Tapi kemarin tidak, karena selain udah tau ceritanya, juga banyak yang tersensor. Ah, sayang sekali.
Ceritanya tentang Kartini ala muslim.
Adegan pas Annisa disiramin air di kamar mandi gara-gara kabur dari sekolah et causa diperlakukan tidak adil dalam pemilihan ketua kelas, mengembalikan memori saya kembali pada era belasan tahun yang lalu. Sama seperti hukuman favorit saya sih. Saya dulu digrujukin di kamar mandi kalo dirasa bikin salah. Ah, memori yang buruk. Bukan cara yang baik untuk mendidik anak, pikir saya. Alhamdulillah saya diberi Allah kesempatan untuk belajar ilmu jiwa, ilmu perilaku, sehingga saya mengenal tahap2 perkembangan alam psikologi manusia. Saya berharap ilmu yang tidak didapat oleh setiap orang ini sedikit banyak dapat menjadikan saya sebagai pendamping tumbuhkembang yang baik bagi anak saya nanti, amin. Saya gak menyalahkan bapak sih. Sudah takdir saya menjalani peraturan military masa kecil. he he
Saya juga menyukai adegan saat ibu Annisa membela ankanya saat nyaris tewas dirajam,"Hanya yang tidak punya dosa yang boleh merajam!" Kemudian ibu Annisa menyodorkan batu pada setiap orang yang ada di sana. Meskipun dalam diam, ibu selalu berdoa dan memberikan dukungan pada anaknya.
Kemudian, saya suka tokoh 'lek' aka suami Annisa yang memiliki karakter sabar dan penyayang. Ya ampun, sabar banget. Meskipun tidak cakep sama sekali, namun saya jatuh hati banget sama karakternya. Mau dong punya suami kayak gitu nanti. he he he.
Selanjutnya, ada juga adegan pas Annisa lg njemurin pakaian kemudian liat anak-anak seumurannya berangkat sekolah. Adegan ini mengingatkan saya pada calon novel yang saya buat (dari dulu baru jadi 1 halaman :D). Novel yang menceritakan kisah nyata dari salah satu klimaks hidup ibu saya dulu. Percampuran dari kisah Perempuan berkalung sorban, siti nurbaya dan ... dan apa ya. gitu deh, rahasia pokoknya. Masih tahap rencana, belum diseriusin. Namun saya berharap dapat menuangkan kisah nyata tersebut dalam untaian tinta. Insya Allah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar