Jumat, 30 September 2011

Refresh!



Pulang ngamen, saya menuju ke warung makan. Makan apa ya enaknya malem2 gini. Akhirnya Saya putuskan menu kwetiau Pak Botak. Yang jual emang bener2 botak. Neh pic-nya.




Sambil nungguin, saya liet2 makanan mbak2 di depan saya. Porsinya lumayan mantab . Melebihi 2/3 lambung.



 Tampak pak botak berkonsentrasi untuk menyuguhkan sajian yang terbaik untuk saya :D
 Di bawah ini, gambar mbak pelayannya. Kakinya kurang sempurna. Nah, ini yang mau saya ceritakan. Liet mbaknya ini, abis duduk gw langsung tepuk2 pipi gw sendiri! gw mikir apa sih ya, gak penting banget. Rejeki, jodoh, kematian (+PPDS+PTT) itu udah ada yg ngatur. Kita gak perlu sedih ataupun bermasalah dengan itu. Yg penting saat ini adalah melakukan yg terbaik yg kita bisa lakukan. Kl jadi dokter ya belajar jadi dokter yg baik. Kl mo jadi dokter, ya jadilah dokter yg baik. Fokus! Gak usah mikir macem2. Si mbaknya ini tetep ramah, mau kerja keras dan sabar tiap disemprotin sm pak botaknya. Gw dikasi kaki sempurna gini, harus bisa lebih baik.
 Di bawah ini, pak botak terlihat dari sedotan minuman gw. Maklum lg kurang kerjaan.
 Nih, botaknya yg lebih jelas.




Blur in action.

Udah ah ngantuk. Tidur dulu gw. Semoga kegalauan gw ilang dengan tidur. Siapapun kamu, doakan agar hati dan pikiran saya tenang. Tak ada yang perlu dikhawatirkan di dunia ini selama kamu melakukan yg terbaik.
Ya Allah, beri saya titik terangMu. amin.

Kepikiran Lagi

Ding Deng Dong! Perut saya berkecamuk kembali. Saraf simpatis saya terstimulasi kembali. Mencoba mencari2 obat di lemari hati ini.

Allah menurunkan Al quran sebagai kabar gembira untuk orang muslim. Berusaha mengorek-ngorek kembali sesuatu yang bisa saya jadikan obat untuk penyakit duniawi ini. "Ya Allah, saya sedang memikirkan sesuatu. Saya tak tahu harus berbuat apa. Akankan saya dapat memperoleh titik terang dariMu dalam waktu dekat ini?" Seorang muslim (seperti yang pernah saya dengar), tidak boleh berkeluh kesah apalagi berputus asa ya, ya Allah. Tempat berkeluh kesah hanya Engkau. Mau cerita ke orang tua, hhh malah nambah masalah ntar, ortu jadi kepikiran. Mau cerita ke sohib, yah apalagi, bukan pemecahan masalah. Dan seperti biasa, saya rasa tak perlu dikeluarkan , renungkan,,,,,,,,,,, meskipun pemecahannya sampai 4 tahunan ini ya (mungkin) belum ketemu2. hee. Saya pikir 1 individu manusia memang tertakdir untuk dapat mengatasi permasalahannya sendiri dan hanya Allah sejatinya tempat mengadu. Bukan kepada sesama mahluk yang sederajat. Jadi teringat sesuatu, tapi lupa-lupa ingat. Aq cekidot ke mbah google dulu deh.........................Nah! ini ketemu!

“Sesungguhnya hanya kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan kesedihan hatiku dan aku mengetahui dari Allah apa yang kamu tidak mengetahuinya. Hai anak-anakku pergilah kamu, carilah berita tentang Yusuf dan janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tidak berputus asa dari rahmat Allah melainkan orang-orang yang kafir” (QS. Yusuf: 86-87).

Oh no! saya bukan orang kafir!!!  -geje-

Tiap dapet masalah yg stadiumnya agak beratan gitu (stadium 3B), ehmm saya mikir, apa beneran ya ya Allah, solat dan sabar bisa jadi penolong buat hamba? seperti ada di sini, cekidot!

“Hai orang-orang yang beriman jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar.” (QS. Al Baqarah: 153).

Syarat untuk memperoleh pertolongan dari Allah sebagaimana firmanNya yang artinya: “Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat kecuali bagi orang-orang yang khusyu’. Yaitu orang-orang yang menyakini bahwa mereka akan menemui Tuhannya dan bahwa mereka akan kembali kepadaNya.” (QS. Al Baqarah : 45-46).

Diulang-ulang terus tuh (gak cuma 1 x doang) bahwa sabar dan solat untuk suatu pertolongan. 

Kmdn mikir lg, ehmmm....kalo permasalahannya macam gini, gmn bentuk upaya yg bisa saya lakukan ya Allah? Don't know...Kemudian pas sekali saya baca ini siang ini, QS. Asy-Syu'ara.....mungkin penegasan dari firman yg sebelumnya.....cekidot!

Dan bertakwalah kepada (Allah) Yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang.
QS. asy-Syu’ara (26) : 217
Yang melihat kamu ketika kamu berdiri (untuk shalat),
QS. asy-Syu’ara (26) : 218
dan (melihat pula) perubahan gerak badanmu di antara orang-orang yang sujud.
QS. asy-Syu’ara (26) : 219
Sesungguhnya Dia adalah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.

Allah itu Maha Melihat. Apa yang kita kerjakan, Ia Maha Mengetahui. Setiap sujud, setiap apa yang kita pikirkan, setiap apa yang kita rasakan,,,
Saya pernah membaca, Allah tidak akan membiarkan hambanya bersedih. 

Gak yakin sama kekuatan doa? Coba liet yg di bawah ini. (monolog diri saya sendiri) Ini yang menyampaikan Allah langsung loh.

“ Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku , maka (jawablah), sesungguhnya Aku qoriib (dekat). Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku ”.

(QS. Al Baqarah: 186)




Ni kok saya udah 4 taunan kepikiran ini terus. Kapan titik terang datang ya? KEmudian google2 untuk menyambung ide pikir, hee

"Apakah kamu mengira akan masuk surga padahal belum datang kepadamu (ujian) seperti (yang dialami) orang-orang terdahulu sebelum kami. Mereka ditimpa kemelaratan, penderitaan, diguncang (dengan berbagai cobaan). Sehingga Rosul dan orang-orang yang beriman bersamanya berkata, "Kapankah datang pertolongan Allah?" Ingatlah sesungguhnya pertolongan Allah itu dekat."
(QS. Al-Baqarah: 214)

Saya gedein aja ya,

"INGATLAH SESUNGGUHNYA

 PERTOLONGAN ALLAH ITU DEKAT"


“Barangsiapa mempunyai hajat kepada Allah segeralah berwudu kemudian shalatlah dua rakaat lalu berdo’alah pada Allah SWT.” (Hadits Riwayat Turmudzi).

Menghadapi kesulitan hidup Rasulullah SAW menganjurkan umatnya agar mengerjakan Shalat Dluha kemudian berdo’a sebagaimana yang diajarkan Rasulullah SAW dalam sebuah hadits yang artinya: “Wahai Allah sesungguhnya Dluha itu DluhaMu. Keagungan itu adalah keagunganMu.
Keindahan itu adalah keindahanMu. Kekuatan itu adalah kekuatanMu. Kekuasaan itu adalah kekuasaanMu dan pemeliharaan itu adalah pemeliharaanMu. Wahai Allah jika rezekiku berada di langit maka turunkanlah, jika di dalam bumi maka keluarkanlah, jika sulit maka mudahkanlah, jika haram maka sucikanlah, dan jika jauh maka dekatkanlah dengan kebenaran DluhaMu. keagunganMu, KeindahanMu,  kekuatanMu  dan  kekuasaanMu.  Berilah aku seperti yang telah Engkau berikan kepada hamba-hamba yang shaleh”.

So, ayo men, gak usah mikir berat2 lagi. Guru besar kan sering bilang, gak usah dipikir berat2. Ayo ketawa ngakak 5 menit. Ketawanya yg elegan ya! Tadi juga kan udah dikasi Allah nilai ajaib yg elo rasa lebih tinggi dari isi otak lo. hee. Seneng kan lo? iya kan iya dong?  he he
Sebagai penutup, saya ingin menuliskan kembali suatu cuplikan dialog antara saya dengan guru besar saya yg udah tua renta itu.
Sy : Aq takut berdoa.
Guru (G) : *gubrakkk!* ngpain takut?
Sy : Tujuan manusia hidup kan akhirat, bukan dunia. Kl kita berdoa untuk suatu keinginan duniawi, kayaknya gimana gitu, gak Allah ta'ala. Malu sama Yg Di Atas. Aku kan pengen hidupku akhirat oriented. Tp kok ya tetep kepikiran masalah sepele ky gini ya.
Guru : ....bla bla bla.... (sy gak inget semua yg beliau bilang. intinya aja deh)
Guru : Kita minta, kan udah disuruh Allah. Minta dikasih keikhlasan bt nerima semua putusanNya.
Yah, pokoknya intinya KEIKHLASAN. Lupa kata2 setepatnya, suwer lupa. IKHLAS, gampang yah ngetiknya, I-K-H-LA-S. Hee. Yes! aku bisa ngetik ikhlas.
Yasudah, saya ngamen dulu ya. bye^^/

Jumat, 23 September 2011

Batu Loncatan Terakhir

Setelah mendapat pengumuman kelulusan tht scr tertulis, berarti saya sdh berhasil melewati batu loncatan pertama saya untuk mengakhiri 'semua ini'. Masih ada batu di depan yang menghadang saya. Batu itu bernama 'Prof'.
gw : "permisi prof. sy mau maju kasus"
prof : "kasus apa?"
gw: "kasus poli yg kemarin prof"
prof :"o, yg pemeriksaannya ancur gak karu-karuan itu?"
gw : *jleb!*
prof : "nanti ya, gantian sama temenmu yg ini."

selang beberapa menit kemudian...akhirnya saya sudah berhadapan lg dengan prof, kami hanya dipisahkan dengan sebuah meja kotak.
prof : "gmn mbak?"
gw : "emm, ini prof kasusnya polip nasi sinistra."
prof : "kok bisa berubah jadi polip nasi?"
gw : "kemarin ngikutin wkt ke nasoendoskopi dok."
prof :"emg dr rhinoskopi anterior gak kelietan?" *nyindir dgn muka serius yg tak berubah*
gw : *mringis tak bermakna* (ah prof, uda taw kmrn aye gak bs liet. hufff)
prof : "mana statusnya? makanya jgn males2 nampon. Kesed. Sy aja bertahun2 jg sy tampon terus."
prof : "kapan ujian?" *sambil nandatanganin status gw*
gw : "udah kemarin prof"
prof :"loh kok km boleh ujian. Kan blm saya tandatangan kasusmu?"
gw :"iya prof. dengan syarat saya kudu nyelesain status prof hari jumat ini"
prof :"owh. ya harusnya ini gak saya tandatanganin. bisa di tipe x gak ini ttd saya?" *muka tetep serius*
gw : "ja ja ja jangan prof. duuuuh."
prof : "lulus gak ujiannya kemarin?"
gw : "lulus prof."
prof : "yah. harusnya gak lulus."
gw : speechless

ini prof lg ngerjain gw apa gak sih. Kalo bcanda kok mukanya gak ada perubahan ekspresi. Kalo serius kok begini ini. huff. alhamdulillah dah lulus!

Koas (insyaAllah) khatam! ALHAMDULILLAH




Rabu, 21 September 2011

I’m an ACTOR, not Reactor


Dua orang ibu memasuki toko pakaian dan membeli baju seragam anaknya.

Ternyata pemilik tokonya lagi bad mood sehingga tidak melayani dengan baik, malah terkesan buruk, tidak sopan dengan muka cemberut.

Ibu pertama jelas jengkel menerima layanan yang buruk seperti itu. Yang mengherankan, ibu kedua tetap enjoy, bahkan bersikap sopan kepada penjualnya.
Ibu pertama bertanya, “Mengapa Ibu bersikap demikian sopan pada penjual menyebalkan itu?”

Lantas dijawab, “Mengapa saya harus mengizinkan dia menentukan cara saya dalam bertindak? Kitalah sang penentu atas hidup kita, bukan orang lain.”

“Tapi ia melayani dengan buruk sekali,” bantah Ibu pertama.

“Itu masalah dia. Kalau dia mau bad mood, tidak sopan, melayani dengan buruk, dll, toh tidak ada kaitannya dengan kita. Kalau kita sampai terpengaruh, berarti kita membiarkan dia mengatur dan menentukan hidup kita, padahal kitalah yang bertanggung jawab atas diri kita,” jelas Ibu kedua.

Tindakan kita kerap dipengaruhi oleh tindakan orang lain kepada kita. Kalau orang melakukan hal buruk, kita akan membalasnya dengan hal yang lebih buruk lagi dan sebaliknya. Kalau orang tidak sopan, kita akan lebih tidak sopan lagi. Kalau orang lain pelit terhadap kita, kita yang semula pemurah tiba jadinya sedemikian pelit kalau harus berurusan dengan orang tersebut. Ini berarti tindakan kita dipengaruhi oleh tindakan orang lain. Sementara kita sendirilah yang bertanggung jawab atas segala akibat perbuatan kita.

Kalau direnungkan, sebenarnya betapa tidak arifnya tindakan kita. Mengapa untuk berbuat baik saja, harus menunggu diperlakukan dengan baik oleh orang lain dulu?

Jagalah suasana hati, jangan biarkan sikap buruk orang lain menentukan cara kita bertindak! Kitalah, yang sesungguhnya, sang penentu !
I’m an ACTOR, not Reactor.

Jadi balaslah kejelekan dengan kebaikan.

Allah Ta'ala berfirman,
وَلَا تَسْتَوِي الْحَسَنَةُ وَلَا السَّيِّئَةُ ادْفَعْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ فَإِذَا الَّذِي بَيْنَكَ وَبَيْنَهُ عَدَاوَةٌ كَأَنَّهُ وَلِيٌّ حَمِيمٌ (34) وَمَا يُلَقَّاهَا إِلَّا الَّذِينَ صَبَرُوا وَمَا يُلَقَّاهَا إِلَّا ذُو حَظٍّ عَظِيمٍ (35)
Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia. Sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang sabar dan tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang mempunyai keuntungan yang besar.” (QS. Fushilat: 34-35)

Sahabat yg mulia, Ibnu 'Abbas -radhiyallahu 'anhuma- mengatakan, "Allah memerintahkan pada orang beriman untuk bersabar ketika ada yang membuat marah, membalas dengan kebaikan jika ada yang buat jahil, dan memaafkan ketika ada yang buat jelek. Jika setiap hamba melakukan semacam ini, Allah akan melindunginya dari gangguan setan dan akan menundukkan musuh-musuhnya. Malah yang semula bermusuhan bisa menjadi teman dekatnya karena tingkah laku baik semacam ini."

Ibnu Katsir rahimahullah mengatakan, "Namun yang mampu melakukan seperti ini adalah orang yang memiliki kesabaran. Karena membalas orang yg menyakiti kita dengan kebaikan adalah suatu yang berat bagi setiap jiwa.

 
-kopas dr Kata-Kata Hikmah-

Senin, 19 September 2011

Nostalgia Rindu-Rindu Aizawa


Film jaman saya SD yang menceritakan seorang anak kecil hidup sebatang kara. Ibunya sakit stadium terminal, saya lupa sakitnya apa. Kemudian ayahnya yang seorang pemabuk jarang pulang ke rumah. Untungnya ia memiliki seekor anjing setia. Aizawa adalah seorang anak kecil yang memiliki banyak masalah,  permasalahan yang tidak biasa terjadi pada manusia seumurannya. Di sekolah pun ia memiliki musuh. Ia pernah mencuri untuk membayar biaya rumah sakit ibunya. Saat terlantar di jalanan, ia makan sisa-sisa roti yang dimakan oleh orang lain. Orang2 yang ada di sekitarnya pun berkumpul, melihatnya dengan penuh iba. Aizawa yang seketika menyadari bahwa banyak orang sedang melihatnya, langsung berkata :"knp kalian melihat saya seperti itu? kalo kasihan, beri saja saya uang atau makanan." hoh, saya masih sangat mengingat kejadian itu (film ini bener2 bikin dejavu). Film ini suka bikin mata saya seketika berair2 dan kemudian netes. Ending film yang dubia ad malam aka nggantung membuat saya sampai saat ini masih memikirkan gimana nasib Aizawa dewasa. Apakah dia bisa survive hanya dengan ditemani anak2 anjing dari anjingnya yg telah mati. hu hu hu. Beneran bikin 'lemah' ni pilm. Jadi gak diindikasikan buat ditonton bareng2, coz ntar malu2in kl ketawan nangis.
Judul dalam bahasa Jepangnya "lenakiko", kalo dalam bahasa linggis 'without family/homeless child'. Aizawa punya penampilan patognomonik yaitu rambut panjang kucir 2, pake celana kodok dengan dompet menggantung di depan dada. Dulu sempet pengen punya celana kodok gara2 aizawa, tapi gak keturutan.

Saya masih ingat lirik soundtrack rindu-rindu aizawa yang versi indonesia. Lagunya juga bikin iba, aura suara penyanyinya juga cocok sama filmnya. Sayang sy ga nemu.


Tetes air mata mengalir sedih
akupun melamun dlm bayang sepi 
sungguh ku mengenal semua sifatmu 
namun ku tak mampu ucapkan kata 
Seakan ada cinta mengikatku 
Akupun menangis dlm lamunanku 
Kuyakin lamunanku hanya mimpi 
namun ternyata kau telah pergi jauh 


Dimana adanya cinta sucimu 
Dimana adanya harapan hati 


** Saat malam tiba bulan pun tenggelam 
Kala rasa hati berselimut resah 
Saat diri ini mencoba menerjang 
Namun ku hanya mampu terdiam

so impressive!

Sabtu, 17 September 2011

Dokter...

Dokter...
Profesi yang teramat mulia, tak bisa saya sangkal.
Pengorbanan tenaga, waktu, dana dan semuanya..
Mengapa saya tiba2 berkata seperti ini? yg melatarbelakangi?
Datangnya seorang pasien wanita faringitis TB membuat saya merenungkan ini.
Apakah saya bisa mengemban tanggungjawab semulia itu?
Ya Allah, ridhoi tiap apa yang hamba lakukan kepada pasien hamba.

Sabtu, 10 September 2011

Suara itu nikmat

Suatu hari, saat stase audiologi, datanglah seorang wanita cantik seumuran saya (23 taunan) berjilbab alay ke ruang audiologi.
Aye : "sini mbak, masuk sini." *memasukkan mbaknya ke akuarium* (akuarium=ruang kotak berkaca, gak tau namanya)
eh, pas di tes langsung, saya speechless. Kemudian saya buka statusnya. Saya temukan tulisan "deafness mutism".
Gak nyangka, ternyata mbak cantik itu punya kekurangan. Ya Allah. Banyak nikmat2mu yang tidak hamba sadari. Masih bisa mendengarkan tiap detik suara residen yang tukang suruh itu adalah nikmat juga. Bagaimana jika saya tidak memiliki pendengaran sedari kecil? saya tak dapat mendengar suara ibu. hidup dalam kesunyian. Hanya merekam memori dunia melalui visualisasi mata. Subhanallah. Ya Allah, terima kasih banyak atas segala limpahan rahmatMu. Maafkan hamba yang sering berkeluh kepadaMu tanpa menyadari semua yg melimpah yg telah kau karuniakan kepada hamba.

Mbak cantik itu diantar ibunya. Sang ibu sabar banget menyampaikan pesan rsiden ke putrinya dengan bahasa isyarat. Kasih sayang ibu memang sepanjang jalan lingkar. I love you mom.

sdkanyeb


Nama saya Sari (nb : he. sekali2 boleh dong tau gmn rasanya cewek punya nama cewek). Mari perkenalkan kawan-kawan saya yang menjadi pemeran utama dalam hidup saya hari ni...
A : senior 1
B : senior 2
C : kawan sesama junior 1
D : kawan sesama junior 2
E : senior3
F:senior 4



Kejadian 4 hari yang lalu...

A: eh gw tukeran jaga dong! Minggu depan gw ujian.
Sari: yaudah sini. Gw jaga ahad pagi. Km kapan?
A : Aku Selasa. Tukeran yah, aku yg ahad pagi.
Sari : ok. Ni yah jadwalnya aku coret. *sambil nunjukin kertas jadwal ke A*
A : yoi. Makasih ya!


Hari ini...

B : Eh anak2, tuh ada konsulan dari bangsal 1.
Sari : ok. Aku yg jaga. Pasien apa kamar brp?
B : tau. Tuh telponnya masih nungguin
Sari : ok, thx *menuju TKP setelah menjawab telpon dr bangsal 1*

Setelah tiba di bangsal 1, Sari langsung ngerjain reng2an di belakang lembar konsul trus naik ke lantai 2 nyari residen. Sari ketok pintunya, eh gak ada. Tanya deh sm rsiden yg ada disitu. Tapi eh tapi, dicuekin. Sebenernya ceritanya gak sesingkat ini sih, tp memakan waktu lama. Sempat juga dilempar2 ma rsidennya. Ini siapa sih yg tanggung jwb bngsal.
Belum dapet juga rsiden yg tanggung jwb konsulan, tiba2 Sari dapet sms dari kaos C yg bunyinya ,”Sar. Ada pasien di IGD. Tlg ya diovercome dulu, aq lg sibuk mau maju kasus sm dr.X.”
Trus gak lama setelah itu, Sari dapet sms lagi dari koas D: ”Sar. Konsulannya dah dikerjain? Tlg ditanganin dulu ya. Aq lg sibuk sm pasienku.”
Serasa yg jaga hari ni cuman gw seorang. *bentur2 kepala ke tembok, trus colut ke kamar koas bt meletakkan kepala sejenak, hee*
Trus tak lama kemudian dtg sms,” para junior WAJIB mengikuti ilmiah jam 12 di lantai 5. Btk”
And then.....-galau detected-. Mana dulu ni yg gw dahuluin? *dlm keadaan tiduran meluruskan kaki di kamar koas.
Kmdn ada sms masuk lg dari koas D lagi:”udah dikerjain konsulannya? Dr. S marah2 nih. Katanya belum tau pasien konsulannya”
Trus Sari tegesa-gesa ke IGD dengan menenteng2 Box alat Tht yg lumayan berat. Dalam perjalanan hampir nyampe IGD, Sari ketemu sama koas E.
Koas E  (jenis kelaminnya cowok):”hey, kemane aje lu? Dr. S marah2 td. Ayo ke IGD”
Sari : (dalam hati) “bawain ni box kek.”
Mpe IGD, disitu udah ada koas F yg lg nganamnesis pasien IGD-nya. Boelah, kemane aje lu drtd F. Trus si dr. S dateng...
Dr. S : “mana ni yg namanya Sari?”
Sari : “ saya dok.”
Dr. S: “km kemana aja sih. Kalo jam kerja tu nyari residen di poli, bukan di lantai 2. Td km yg ngerjain reng2an di lembar konsulnya?”
Sari :”iya dok.” (dalam hati-à*boelah dok, sy emg td nyari dktr di lantai 2. Tp td sy juga udah sms temen bt panggil dr. S di poli*)
Dr. S:”orang pasien konsulannya dah ada di poli. Km kemana.”
Sari :”di poli? Orang tadi status sama lembar konsulannya masih ada di bangsal 1 kok. Saya ngerjain reng2an itu tadi pas saya di bangsal dok, bukan di poli.”
Dr. S:*masih ngemeng, tp gak lama kemudian diem, mungkin krn sadar gw punya bukti kl yg ngerjain tu reng2an gw*
Dok...dok. Untung magma cair di kepala sy gak muncrat. Bisa langsing ntar kl anda kena magma saya. Jadi inget, pas jaman skripsi dulu dr.S yg gendut rebondingan itu mbentak gw gara2 masuk ke ruang ayahnya bt minta ttd. Fyi, dr. S ini anak staf guru gw. Masih terngiang2 suaranya,”km tuh. Lain kali yg sopan ya. Jgn nyelonong masuk.” Boelah dok, saya tadi udah ngetok dan ayah anda sudah menyuruh saya bt masuk. Staf guru saya waktu itu hanya diem liet anaknya nggituin saya. Huhu, sedih kl inget. Kl diinget2 lg, sy dulu kok lemah banget ya. Weak! Dianiaya aja gak bs nglawan. Kalo sekarang sih, emg tetep gk bs nglawan, tp setidaknya bs menghindar lah. Cukup bt gw itu. Eh, kl diinget2, pas jaman2 skripsi dl itu kan, hardprint skripsiku diilangin ma ayahnya dr.S. Padahal cuma bt numpuk itu aja butuh waktu 1 minggu, tiap hari nunggu staf mpe poli tutup, mpe ninggalin kuliah jg. Ah, berarti kalian sedikit banyak bertanggung jwb atas kedodolan saya akan materi2 semester 8 ya dok. Udah gitu, gak ada maaf lg krn ngilangin kerja keras gw. Serasa pengorbanan ‘waktu’ gw gak ada nilainya. Aku gak mau jadi orang kayak gitu nanti.  Semoga aku bisa menghargai sekecil apapun kerja orang2 sekitar meskipun mereka adalah orang2 bawahku.
Kembali ke laptop. Ni percakapan dgn setting tempat masih di IGD...
Koas F :”eh btw, km gak salah jaga hari ini? Kok ada 5 ya yg ngaku jaga hari ini.”
Sari:”aku nggantiin koas A mas. Cb ntar aq liet jadwal lg. Aq tinggal ke lantai 5 dl ya, junior disuruh ikut ilmiah.”
Koas F:”owh. Coba nanti dicek lg. Km junior toh, kirain senior. Yaudah sana buru”
Trus Sari langsung lari deh ke lantai 5. Kayaknya kaki Aderai bakal kalah gedhe ma kaki gw neh. Gw kan tiap hr erobik 5 lantai, cos lift-nya gak bisa diandelin.
Sampai di lantai 5....hufh.....untung belum mulai. Usai ilmiah, Sari manggil Tir ma Put.
Sar :”Tir, Put, pinjem jadwal jaga kalian!”
Tir & Put :*mlongo et  speechless*
Tir & Put : “kami gak bawa. km lg marah ya Sar?”
Sar :*intonasi melengking turun* “iya. Kok tau put, tir?
Tir & Put : hwakakakakakakakk. Yaiyalah. Org intonasimu tinggi. Mirip org marah.
Sari & Tir & Put : “ahahahahahahah” *ketawa kompak*
Sari : kalian ini, manajemen emosi temennya lg jelek kok malah diketawain.
Akhirnya Sari minjem jadwal jaga Senior dan dicocokin sama junior. Trus Sari manggil koas A.
Sari:”sini deh A.”
A: “ada apa Sar?”
Sari :”kamu kemarin nuker jadwalmu sm aku yg hari apa?seingetku hari ini yah”
A:”iya, emang hari ini.”
Sari:”Liet ni jadwal deh A. Jadwal jaga km Rabu besok nih, bukan selasa ini. Yg bener ygmana nih?”
A:”ya ampun ya ampun ya ampun. Omigot. Gw jaga rabu ternyata. Maaf maaf maafin akuuuu. Km td sampe dimarah2in ya”
Sari:”he. Ya dah, gapapa kok. Gapapa” *pingsan nggletak di ruang ilmiah*

Kejadian sebelum Sari dapet telpon konsulan dari bangsal 1
Koas J :”eh, ada telpon konsulan dr lantai 2. Yg jaga tolong dijawab tu.”
Sari :”Aq yg jaga!” *tunjuk jari*
Eh ternyata itu bukan konsulan, tp pasen jelek. Cabut deh ke lantai 2. Pas Sari nensi, tiba2 di belakang dah ada koas D. Sari lg nyadar, aturannya emang yg ngurusin ni pasien ya koas yg punya ni pasien, bukan koas jaga.
Tiba2 ada sms masuk dari Cilo yg bunyinya,”km dmn? Cepet keluar.”
Jiaelah, gak sabaran mamat sih punya sohib. Emang gw lg dimana. Lg gak di poli. Org lg di bangsal ada pasen jelek.
Sari:”ntar. Pasen jelek”
Cilo:”lama gak”
Sari:”ntar”
Krn koas yg punya ni pasen udah datang, gw pamit ma koas D bt balik ke lantai 3 ngumpulin berkas2, dah ditungguin cilo.
Sari:”aku balik dulu ya. Mo ngumpulin berkas2 TO.”
Koas D:”eh mao kemana? Bantuin aku dulu ngambil darah.”
Sari:*pikiran dah gak konsen, kepikiran keburu ditinggal si sohib gak sabaran itu.*
Koas D ngambil darah gak bisa2 lagi. Gak tau apa, gw diburu waktu. Di stiweng sendiri kan juga bisa. Heran deh sm orang yg gak bisa mandiri kyk gt. Singkat cerita, Sari kabur saat si koas D ke nurse station bt mnt tlg mb prawat ngambilin darah. Yes, gw bisa kabur.
Fyi, eh ternyata hari ini saya menjadi orang yg MOST WANTED di poli. Tiap ada koas yg ditanyain konsulan maupun panggilan IGD oleh rsidennya, mereka jawab,”itu loh Sari. Itu Sari yg jaga dok. Sari dok, bukan gw. SARIIII...sariii...mana yg namanya Sari?????” Dan pada akhirnya setelah di prasangkai buruk sm dr .S dan pontang panting sanasini sendirian, ternyata bukan gw yg jaga! Alhamdulillah yah, bukan gw yg jaga. Berarti besok Rabu aku gak jaga mpe lewat tengah hari yah. He.
.

Jumat, 02 September 2011

Be Happy Guys! Taahaa!



Taa-Haa - Taa-Haa - طه


128. Maka Tidakkah menjadi petunjuk bagi mereka (kaum musyrikin) berapa banyaknya kami membinasakan umat-umat sebelum mereka, padahal mereka berjalan (di bekas-bekas) tempat tinggal umat-umat itu? Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda bagi orang yang berakal.



فَلَمْ يَهْدِ لَهُمْ كَمْ أَهْلَكْنَا قَبْلَهُم مِّنَ ٱلْقُرُونِ يَمْشُونَ فِى مَسَٰكِنِهِمْ ۗ إِنَّ فِى ذَٰلِكَ   لَءَايَٰتٍۢ لِّأُو۟لِى ٱلنُّهَىٰ
Is it not a warning to such men (to call to mind) how many generations before them We destroyed, in whose haunts they (now) move? Verily, in this are Signs for men endued with understanding.

129. Dan sekiranya tidak ada suatu ketetapan dari Allah yang Telah terdahulu atau tidak ada ajal yang Telah ditentukan, pasti (azab itu) menimpa mereka.

وَلَوْلَا كَلِمَةٌۭ سَبَقَتْ مِن رَّبِّكَ لَكَانَ لِزَامًۭا وَأَجَلٌۭ مُّسَمًّۭى
Had it not been for a Word that went forth before from thy Lord, (their punishment) must necessarily have come; but there is a Term appointed (for respite).

130. Maka sabarlah kamu atas apa yang mereka katakan, dan bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu, sebelum terbit matahari dan sebelum terbenamnya dan bertasbih pulalah pada waktu-waktu di malam hari dan pada waktu-waktu di siang hari, supaya kamu merasa senang,

فَٱصْبِرْ عَلَىٰ مَا يَقُولُونَ وَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ قَبْلَ طُلُوعِ ٱلشَّمْسِ وَقَبْلَ غُرُوبِهَا ۖ وَمِنْ ءَانَآئِ ٱلَّيْلِ فَسَبِّحْ وَأَطْرَافَ ٱلنَّهَارِ لَعَلَّكَ تَرْضَىٰ


Therefore be patient with what they say, and celebrate (constantly) the praises of thy Lord, before the rising of the sun, and before its setting; yea, celebrate them for part of the hours of the night, and at the sides of the day: that thou mayest have (spiritual) joy.

131. Dan janganlah kamu tujukan kedua matamu kepada apa yang Telah kami berikan kepada golongan-golongan dari mereka, sebagai bunga kehidupan dunia untuk kami cobai mereka dengannya dan karunia Tuhan kamu adalah lebih baik dan lebih kekal.

وَلَا تَمُدَّنَّ عَيْنَيْكَ إِلَىٰ مَا مَتَّعْنَا بِهِۦٓ أَزْوَٰجًۭا مِّنْهُمْ زَهْرَةَ ٱلْحَيَوٰةِ ٱلدُّنْيَا لِنَفْتِنَهُمْ فِيهِ ۚ وَرِزْقُ رَبِّكَ خَيْرٌۭ وَأَبْقَىٰ


Nor strain thine eyes in longing for the things We have given for enjoyment to parties of them, the splendour of the life of this world, through which We test them: but the provision of thy Lord is better and more enduring.

132. Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. kami tidak meminta rezki kepadamu, kamilah yang memberi rezki kepadamu. dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa.وَأْمُرْ أَهْلَكَ بِٱلصَّلَوٰةِ وَٱصْطَبِرْ عَلَيْهَا ۖ لَا نَسْـَٔلُكَ رِزْقًۭا ۖ نَّحْنُ نَرْزُقُكَ 

 وَٱلْعَٰقِبَةُ لِلتَّقْوَىٰ


Enjoin prayer on thy people, and be constant therein. We ask thee not to provide sustenance: We provide it for thee. But the (fruit of) the Hereafter is for righteousness.

133. Dan mereka berkata: "Mengapa ia tidak membawa bukti kepada kami dari Tuhannya?" dan apakah belum datang kepada mereka bukti yang nyata dari apa yang tersebut di dalam kitab-kitab yang dahulu?

وَقَالُوا۟ لَوْلَا يَأْتِينَا بِـَٔايَةٍۢ مِّن رَّبِّهِۦٓ ۚ أَوَلَمْ تَأْتِهِم بَيِّنَةُ مَا فِى ٱلصُّحُفِ ٱلْأُولَىٰ


They say: "Why does he not bring us a sign from his Lord?" Has not a Clear Sign come to them of all that was in the former Books of revelation?

134. Dan sekiranya kami binasakan mereka dengan suatu azab sebelum Al Quran itu (diturunkan), tentulah mereka berkata: "Ya Tuhan kami, Mengapa tidak Engkau utus seorang Rasul kepada kami, lalu kami mengikuti ayat-ayat Engkau sebelum kami menjadi hina dan rendah?"

وَلَوْ أَنَّآ أَهْلَكْنَٰهُم بِعَذَابٍۢ مِّن قَبْلِهِۦ لَقَالُوا۟ رَبَّنَا لَوْلَآ أَرْسَلْتَ إِلَيْنَا رَسُولًۭا فَنَتَّبِعَ ءَايَٰتِكَ مِن قَبْلِ أَن نَّذِلَّ وَنَخْزَىٰ


And if We had inflicted on them a penalty before this, they would have said: "Our Lord! If only Thou hadst sent us a messenger, we should certainly have followed Thy Signs before we were humbled and put to shame."

135. Katakanlah: "Masing-masing (kita) menanti, Maka nantikanlah oleh kamu sekalian! Maka kamu kelak akan mengetahui, siapa yang menempuh jalan yang lurus dan siapa yang Telah mendapat petunjuk".


قُلْ كُلٌّۭ مُّتَرَبِّصٌۭ فَتَرَبَّصُوا۟ ۖ فَسَتَعْلَمُونَ مَنْ أَصْحَٰبُ ٱلصِّرَٰطِ ٱلسَّوِىِّ وَمَنِ ٱهْتَدَىٰ
Say: "Each one (of us) is waiting: wait ye, therefore, and soon shall ye know who it is that is on the straight and even way, and who it is that has received Guidance."


Sesi Woman With a Turban

Sudah lama tidak ngeblog, mumpung memiliki waktu dan kesempatan untuk coret2, I wanna create multiple new entries, he he. Kemarin malam, saya menonton (lagi!) film perempuan berkalung sorban (woman with a turban). Waktu dulu pertama kali nonton, film itu sempat bikin air mata meleleh. Tapi kemarin tidak, karena selain udah tau ceritanya, juga banyak yang tersensor. Ah, sayang sekali.
Ceritanya tentang Kartini ala muslim.
Adegan pas Annisa disiramin air di kamar mandi gara-gara kabur dari sekolah et causa diperlakukan tidak adil dalam pemilihan ketua kelas, mengembalikan memori saya kembali pada era belasan tahun yang lalu. Sama seperti hukuman favorit saya sih. Saya dulu digrujukin di kamar mandi kalo dirasa bikin salah. Ah, memori yang buruk. Bukan cara yang baik untuk mendidik anak, pikir saya. Alhamdulillah saya diberi Allah kesempatan untuk belajar ilmu jiwa, ilmu perilaku, sehingga saya mengenal tahap2 perkembangan alam psikologi manusia. Saya berharap ilmu yang tidak didapat oleh setiap orang ini sedikit banyak dapat menjadikan saya sebagai pendamping tumbuhkembang yang baik bagi anak saya nanti, amin. Saya gak menyalahkan bapak sih. Sudah takdir saya menjalani peraturan military masa kecil. he he
Saya juga menyukai adegan saat ibu Annisa membela ankanya saat nyaris tewas dirajam,"Hanya yang tidak punya dosa yang boleh merajam!" Kemudian ibu Annisa menyodorkan batu pada setiap orang yang ada di sana. Meskipun dalam diam, ibu selalu berdoa dan memberikan dukungan pada anaknya.
Kemudian, saya suka tokoh 'lek' aka suami Annisa yang memiliki karakter sabar dan penyayang. Ya ampun, sabar banget. Meskipun tidak cakep sama sekali, namun saya jatuh hati banget sama karakternya. Mau dong punya suami kayak gitu nanti. he he he.
Selanjutnya, ada juga adegan pas Annisa lg njemurin pakaian kemudian liat anak-anak seumurannya berangkat sekolah. Adegan ini mengingatkan saya pada calon novel yang saya buat (dari dulu baru jadi 1 halaman :D). Novel yang menceritakan kisah nyata dari salah satu klimaks hidup ibu saya dulu. Percampuran dari kisah Perempuan berkalung sorban, siti nurbaya dan ... dan apa ya. gitu deh, rahasia pokoknya. Masih tahap rencana, belum diseriusin. Namun saya berharap dapat menuangkan kisah nyata tersebut dalam untaian tinta. Insya Allah.

Fenomena Syahrini


Saat ini sedang merebak fenomena Syahrini. Alhamdulillah yah...sesuatu itu...subhanallah. Sempat tertawa juga saat kawan-kawan saya menerapkannya dalam dialog sehari-hari. Saya juga sempat ikut-ikutan meniru patognomonisitas tersebut. Namun di tengah berlangsungnya hal lucu tersebut, ada sesuatu dalam pikiran saya yang rasa-rasanya melawan hati nurani. Asma Allah untuk diagungkan, bukan dibuat untuk bercandaan. Meskipun itu hanya bercanda. Memori saya pernah merekam ayat al Qur'an/hadist (saya lupa) yang memunculkan pikiran tersebut. Dengan bantuan mr. google, saya mencoba mengingat kembali...
Q6.70. Dan tinggalkanlah orang-orang menjadikan agama mereka sebagai main-main & senda gurau, & mereka telah ditipu oleh kehidupan dunia.
 QS. al-Anbiya (21) : 4 Berkatalah Muhammad (kepada mereka: “Tuhanku mengetahui semua perkataan di langit dan di bumi dan Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”.


Asma Allah dibuat mainan? Asma Allah untuk diagungkan, bukan untuk mainan. Selagi nama kita dibuat mainan saja, ada yang marah. Kemudian bagaimana dengan Allah? apakah sopan jika seorang hamba menggunakan asma Allah untuk hal yang semacam itu? Hati saya bertanya membentak "apakah pantas kamu berbuat seperti itu?" Bagaimana jika Allah tersinggung dan langsung mengazab kita di tempat? na'udzubillah.

Bukannya mau sok agamis, sok suci dan sok bersih, saya hanya mau menuangkan apa yang ada dalam pikiran saya dan spontan logika saya bermain. Astaghfirullah.