Rabu, 13 Oktober 2010

CTG termasuk Teknologi ???

Tiba-tiba sore ini saya teringat dengan sesuatu yang agak aneh saat saya ber-koas ria di stase obgyn.

Apakah itu teknologi? singkat pikir saya, teknologi adalah segala sesuatu yang canggih, diciptakan untuk mempermudah kerja manusia.

CTG (cardiotocography) tentu saja juga termasuk dalam apa yang disebut "Teknologi". Tapi mengapa saat saya stase Obsgyn, banyak koas (termasuk saya) yang terkadang (gak berani bilang sering, hee) menggerutu jika disuruh CST atau NST oleh para kasta residen. Bahkan sempat terpikir di pikiran kami untuk *tiiiiiiiiiiiiit* (off the record) yang tujuannya adalah supaya CTG yang sangat amat merepotkan dan menyebalkan itu mengalami disfungsi alias tidak berfungsi lagi. he he he.

CTG, SD KANYEB!!!! 

Bayangkan saja, setiap kali men-CTG, kami harus repot menyiapkan HP(handphone) musik. Buat yang Hp-nya sudah terbiasa untuk menyetel musik sih gak akan begitu repot. Tapi buat koas2 tertentu, seperti misalnya: yang gak punya Hp, yang Hp-nya sederhana banget (cuma bisa buat sms & telpon, kalo adapun paling cuma musik2 tak berlirik yang kurang greng buat mbangunin fetusnya), yang Hp-nya cuma ada musik2 slow buat ninabobok (kayak Hp-ku, hee), kayaknya CTG terasa menyusahkan. Gimana enggak? liat aja di lapangan tempat kami beraksi. 95% hasilnya jika kami tidak menggunakan musik saat men-CTG, pasti kami diminta mengulang merekam CTG lagi oleh para kasta residen karena hasil CTG-nya buruk. Bayangkan, tiap men-CTG itu butuh waktu 20 menit. Jika diminta men-CTG lagi, kami harus membuang waktu kami 20 menit lagi. Time is Honey, sir! Dan saat men-CTG itu, kami kasta koas, harus berdiam diri di samping pasien tersebut sampai CTG selesai, menjaga kalau2 mesin CTG di tengah perjalanan merekam hasil yang buruk. Jika di tengah perjalanan hasil rekam CTG buruk, maka kami harus segera mengulangnya dan memedikasi pasien supaya tidak banyak bergerak. Trus juga, kita juga kadang mesti nggoyang2 perut ibunya biar bayinya gak diem gitu (kalo pas variabilitasnya jelek). Belum lagi kalo pas digoyang, rumput CTG-nya malah ilang. Kudu nyari lagi DJJ-nya. hemmmmh. reppppooooot.
Rugilah kalian para koas (spesial koas di habitatku) jika anda selama 10 minggu hanya bisa men-CTG tanpa tahu intepretasi CTG yang tepat. Kalo residennya dermawan ilmu dan pinter, kalian akan beruntung banget. sumpah deh. Tapi kalo kalian jaga bareng residen yang pas-pasan (pas-pasan apanya ya? gak enak ngetiknya. Ya gitu deh.) ya disyukuri aja. Baca ndiri aja di buku.
Karena saking herannya, saya (yang otaknya pas-pasan ini) sempat searching di google dengan kata kunci "CTG, Hp" atau "CTG, music". Kali aja emang CTG tuh suaminya berwujud Hp bermusik. Tapi ya hasilnya gak memuaskan.
Sering saya berpikir, apa koas di lain tempat juga mesti repot seperti kami ya kalo men-CTG? trus apa gunanya CTG dinamakan teknologi? kenapa kita mesti nyediain ndiri fasilitas tambahan aneh berupa Hp musik? Bukane dari sana pasti udah dibuat sedemikian rupa ya? Apa karena CTG di tempat kami udah pramenopause ya? katanya mahal?
Dulu sih saya pengen ambil gambar perut ibu hamil yang lagi di CTG dan di atas perutnya itu juga ditempelin HP bermusik, buat bukti gitu. Tapi gak enak juga ma orang2 sekitar. Tapi pengen sih, soalnya itu kejadian yang aneh (kalau saya pikir2 lagi sih).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar