Jumat, 10 Mei 2013

Surat untuk

Bapak,
maaf, aku belum bisa membalasmu secara materiil
maaf, aku belum cukup bisa membanggakanmu
maaf, aku belum bisa menggantikanmu menjadi tulang punggung
maaf, aku masih terpacu egoku
maaf, aku masih sering merepotkanmu dalam mengejar citaku
maaf, aku masih ingin sekolah lagi
maaf, aku hanya bisa melihatmu tumbuh semakin senja tanpa tahu sesuatu besar yang bisa ku perbuat

Saat aku menyatakan keinginan melanjutkan sekolah...
engkau,"Ayo sekolah. Bapak siap!"
Namun menyadari sekolah tidak hanya membutuhkan materi saja, aku belum bisa memenuhi cita-ku itu
Saat anak perempuanmu menyatakan akan merantau dengan membawa setumpuk asa,
engkau mendukungku dengan sekuat kemampuanmu,
meski,
sesungguhnya hatimu tak rela melepasku
saat itu memang belum jauh, yang aku harapkan adalah pulau yang jauh lebih jauh lagi
namun Allah tak meridhoiku

Ibu,
maaf, aku tak bisa banyak membantu adik-adikku
maaf, aku belum bisa menafkahimu
maaf, aku belum siap hati menjalin suatu hubungan seperti yang engkau mau
Untuk hal yang terakhir ini,
pikirku,
jika sudah tiba waktunya, insya Allah
karena hal ini bukan suatu perlombaan

Bapak, ibu, terima kasih atas pengertian kalian. Memang sepintas profesiku merupakan sesuatu yang dianggap kebanyakan orang mulia. Namun, aku tak mendapat banyak materi dari sini. Penghasilan seorang asisten rumah tangga pun lebih tinggi dariku. Namun profesi ini memberikan segala hal yang jauh lebih besar dari sekedar materi. Tak tampak. Memang seperti itu. Anakmu ini memohon doa selalu darimu.
Suatu hari, seorang kawan membaca garis tanganku. Dia bilang aku bukan seorang yang pandai mengungkap sesuatu melalui tulisan. Aku akui itu. Namun hal ini (semoga) tak mengubah apa yang akalku pikirkan.

Adik-adikku,
maaf, aku belum bisa menafkahi kalian
semoga kalian mendapatkan apa yang kalian citakan
Semoga Allah memberikan kebahagiaan dunia dan akhirat pada kalian
Lindungi adik-adik hamba dari siksa kubur dan api neraka ya Allah
Karuniai kami sekeluarga syafa'atMu
bocah-bocah kecil lucu yang kini berubah menjadi 2 pemuda gagah
I love U my brothers

2 komentar:

  1. Suatu ketika ayah saya pernah berkata : yang paling diharapkan orang tua dari anaknya bukanlah balas budi secara materi, bukan kebanggan atas kesuksesan duniawi anaknya, melainkan doa dari seorang anak yg sholeh sholihah! cmiiw

    BalasHapus
  2. Kalo liat penampakannya yang makin menua, ada suatu perasaan 'gak tega'.

    BalasHapus